Implikasi Covid-19 & Digitalisasi Proses Bisnis

COVID-19

Pada saat penulisan, COVID-19 kasus telah melampaui 1,5 juta dan meningkat dengan cepat di seluruh dunia, dengan kekhawatiran bahwa tingkat rawat inap sistem pada rumah sakit akan overload dan melebihi 15% dari quota yang dimiliki. Penyebaran global semakin cepat dengan lebih banyak laporan tentang transmisi lokal. Virus ini telah menyebar ke seluruh dunia meskipun ada upaya pencegahan. Bagian terbesar dari kasus berasal dari Eropa dan AS.

Asia
Kasus tambahan untuk Tiongkok dan Korea Selatan sekarang <100 per hari dengan fokus berkelanjutan pada pengawasan penyakit dan pengelolaan kasus impor dan penularan lokal.

Eropa

Efek kebijakan lockdown terlihat di beberapa negara. Sementara jumlah absolut dari kasus baru tetap tinggi, total harian telah meningkat atau menurun di sejumlah negara.

Amerika Serikat

AS secara konsisten memiliki jumlah kasus baru terbanyak di dunia, tetapi ada bukti awal mengenai infeksi baru – masing-masing dari 12 hari pertama di bulan April telah memperlihatkan antara 25 ribu hingga 35 ribu kasus baru.

Dampak pada Ekonomi

Cina akan mengalami pelambatan yang tajam namun singkat dan relatif cepat pulih ke tingkat aktivitas sebelum krisis. Pertumbuhan PDB tahunan Tiongkok untuk tahun 2020 akan berakhir datar. Di Eropa dan AS, kebijakan moneter dan fiskal akan mengurangi beberapa kerusakan ekonomi dengan beberapa keterlambatan dalam transmisi, sehingga rebound yang kuat dapat dimulai setelah virus terkandung pada akhir Q2 2020.
Sebagian besar negara diharapkan mengalami penurunan GDP yang tajam di Q2, yang belum pernah terjadi sebelumnya di era pasca Perang Dunia II.

Leadership Harus Re-strategizing

  1. Survive: Atasi chellenges COVID-19 kepada tenaga kerja, pelanggan, teknologi, dan mitra bisnis institusi
  2. Resilient: Mengatasi tantangan manajemen kas jangka pendek, dan masalah ketahanan yang lebih luas selama penghentian terkait virus dan dampak ekonomi.
  3. Re-strategize: Buat rencana terperinci untuk mengembalikan skala bisnis dengan cepat, saat virus berkembang dan efeknya menjadi lebih jelas.
  4. Re-engineer: Bayangkan kembali “new normal” – seperti apa perubahan kedepan, dan implikasi untuk setiap institusi agar dapat kembali beradaptasi terhadap perubahan kedepan.
  5. Move Forward: Bergerak dental adaptive sehingga menjadi resilient bukanlah lagi menjadi pilihan, melainkan sebuah keharusan.

BAGAIMANA KITA DAPAT MERESPON DECISIVELY TERHADAP ISSUE COVID-19

  1. Future of Work: COVID-19 akan merubah cara kita bekerja (e.g., in remote work) & mengakselerasi perubahan lainnya (e.g., strategi, perencanaan, etc) 
  2. Workforce Safety: Organisasi akan menjadi liable terhadap pegawai mereka, “New Normal” akan dibangun untuk menghentikan penyebaran virus di tempt kerja
  3. Strategic Shift to New Normal: COVID-19 akan merubah pasar, consumer, lanskap kompetisi & strategi mendasar perusahaan
  4. Financial Impact: COVID-19 berimplikasi pada penurunan / downturn pada  (revenue hit, liquidity issues, other)

UNTUK SUSTAINIBILITY MAKA KITA HARUS MERESPON ISUE INI, DAN DIMULAI DARI HAL-HAL YANG BASIC

  • IMPROVE & INNOVATE YOUR BUSINES PROCESS

Institusi agar segera melakukan analisis & pementaan ulang proses bisnis, SOP & SLA. Improve & automasikan proses bisnis sesuai dengan kebutuhan remote way of working, merespon“the new normal” & workforce safety & meng-improve customer journey

  • IMPROVE YOUR INSIGHTS

Salah satu prinsip utama dari sistem manajemen ISO 9001 adalah pengambilan keputusanberbasis bukti. Data harus menjadi prinsip utama yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Jadikan data sebagai asset perusahaan, lindungi data perushaan & pastikan integritas data terjaga dan dapatkan business insight untuk segala decision making.

  • CONTINUOUS IMPROVEMENT

Inovasi merupakan tulang punggung perusahaan. Divisi invasi diperusahaan harus diperkuat dan dijadikan sebagai fasilitator dan transformer penggerak perubahan. Divisi inovasi diharapkan bisa menjadi media bagi pegawai dalam menyalurkan ide & inovasi terkait continuous improvement secara sukarela. 

Because innovation is not an act, it’s a habit!